Hasil Pencarian Samurai Asli Jepang Pedang Samurai
Samurai asli jepang pedang samurai terbanyak dilihat
Mikazuki-Munechika (sekitar akhir abad ke-10)
Masih dalam koleksi Tenka-Goken, Mikazuki adalah tachi sepanjang 80 cm dengan lengkungan 2,7 cm yang ditempa oleh Sanjô Munechika sekitar pada era Heian, akhir abad ke-10. Mikazuki memiliki arti "bulan sabit", sesuai dengan motif pada bilahnya. Ditahbiskan menjadi kokuho, saat ini Mikazuki dipampang di Museum Nasional Tokyo.
Sanjô sendiri adalah salah satu penempa pedang paling terkenal di Jepang di masa Heian. Sama seperti pedang-pedang di daftar ini, Mikazuki sempat berpindah tangan di klan-klan penting Jepang. Mikazuki sempat berada dalam kepemilikan Hideyoshi Toyotomi. Sama seperti Honjo Masamune, warisan Mikazuki berakhir di tangan klan Tokugawa.
Kogarasu Maru (sekitar abad ke-8)
Sesuai yang diceritakan sebelumnya, pedang tertua di daftar ini tidak lain adalah Kogarasu Maru, tachi pertama Jepang yang ditempa oleh Amakuni bersama putranya, Amakura, pada era Heian atau abad ke-8.
Setelah melihat tentara Jepang yang kembali dengan pedang patah dan membangkitkan amarah kaisar Jepang, Amakuni dan Amakura meminta bantuan dewa untuk membuat sebuah pedang yang "tidak akan patah". Dengan mengambil pasir besi terbaik, Amakuni dan Amakura menghabiskan waktu hingga sebulan untuk menempa satu pedang.
Alhasil, lahirlah tachi pertama yang sekaligus nenek moyang pedang samurai Jepang, Kogarasu Maru yang berarti "Gagak Kecil". Saat para serdadu berperang dan kembali, sang kaisar senang karena pedang tersebut tidak ada yang patah! Saking awetnya, Kogarasu Maru masih dipertontonkan di Museum Koleksi Imperial Jepang hingga sekarang.
Semenjak era Restorasi Meiji menjelang akhir abad ke-19, Jepang sudah tidak lagi menggunakan nihonto sebagai senjata. Namun, bukan berarti dimusnahkan atau dibuang, pedang-pedang dan senjata peninggalan tersebut diberi gelar kokuho dan diabadikan di berbagai kuil, museum, hingga perusahaan yang melestarikan peninggalan sejarah.
Itulah 7 pedang samurai tertua dari Jepang yang masih ada hingga saat ini, dari Honjo Masamune yang tidak bisa ditemukan hingga Kogarasu Maru yang adalah nenek moyang dari pedang samurai Jepang hingga masa kini.
Hingga saat ini, para ahli pedang Jepang masih membuat nihonto, namun bukan hanya sebagai senjata, melainkan sebagai seni yang bernilai tinggi. Dari 7 pedang samurai di daftar ini, manakah yang kamu tahu atau pernah lihat?
Baca Juga: 5 Pedang yang Mengukir Sejarah Peradaban, Ada Nama yang Familier
Hasil Pencarian Pedang Samurai Asli
Belanja di App banyak untungnya:
Nationalgeographic.co.id—Samurai dan pedangnya menjadi bagian penting dari sejarah Kekaisaran Jepang. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan memiliki dampak budaya yang besar pada nilai-nilai Jepang dan citra bangsa.
Dikenal sebagai pedang terbaik di dunia, katana sangat tajam sehingga dikatakan mampu menembus tulang lawan sang samurai.
Ini berarti, tentu saja, pembuat pedang samurai merupakan bagian dari para pembuat pedang terbaik di dunia. Saat ini, hanya pengrajin berlisensi yang dapat meniru katana legendaris. “Ironisnya, seni menempa katana perlahan-lahan mati selama sekitar 200 tahun terakhir,” tulis Kevin Murasaki di laman Japan Insider.
Karena itu, katana terkenal sering diwariskan dari generasi keluarga atau bahkan disimpan di museum, kuil, dan kediaman kaisar.
Tenka Goken, lima pedang suci samurai di Kekaisaran Jepang
Tenka Goken, juga dikenal sebagai “Lima Pedang di Bawah Langit”. Ini adalah pedang terbaik dari yang terbaik, lima katana terhebat yang pernah dibuat. Tiga di antaranya adalah harta nasional, satu peninggalan suci Buddhisme Nichiren, dan yang terakhir adalah properti Kekaisaran Jepang.
Istilah Tenka Goken adalah pengetahuan umum di kalangan pembuat pedang di Kekaisaran Jepang. Namun istilah tersebut tidak secara resmi muncul dalam catatan sampai Era Meiji (1868-1912).
Lima pedang yang membentuk Tenka Goken adalah Dojigiri Yasutsuna, Mikazuki Munechika, Onimaru Kunitsuna, Odenta Mitsuyo, dan Juzumaru Tsunetsugu.
Dojigiri Yasutsuna – Pembunuh Iblis Shuten Doji
Dojigiri Yasutsuna sepanjang 80cm adalah harta nasional Kekaisaran Jepang dan dibuat oleh Ohara Yasutsuna pada Periode Heian (794-1185).
Dikatakan bahwa Yasutsuna menempa pedang tersebut agar cukup tajam untuk membunuh iblis bernama Shuten Doji. “Saat itu, Shuten Doji sedang mengamuk di Kyoto,” tambah Murasaki.
Atas perintah dari kaisar, seorang samurai bernama Minamoto no Yorimitsu (Yorimitsu dari Minamoto) membunuh iblis tersebut dengan pedang. Karena itu, pedang diberi nama Dojigiri yang berarti “tebasan Doji”.
Pedang itu terbuat dari besi yang ditempa untuk menunjukkan kelengkungan yang kuat dan hampir tidak ada penyimpangan. Dikatakan bahwa Yasutsuna menguji pedang itu sendiri, pada enam penjahat yang dihukum, mengiris mereka menjadi potongan bulat.
Saat ini, pedang tersebut dipajang di Museum Nasional Tokyo.
Odenta Mitsuyo – Pedang Besar Denta
Harta nasional Kekaisaran Jepang lainnya adalah Odenta Mitsuyo. Pedang ini merupakan yang terpendek, dengan panjang 66cm. Odenta Mitsuyo diciptakan oleh Miike Denta Mitsuyo, pendiri Sekolah Pembuatan Pedang Miike, pada Periode Heian (794-1185).
Odenta Mitsuyo dikatakan memiliki kekuatan spiritual karena pernah menyelamatkan seorang putri pada periode Azuchi-Momoyama (1574-1600). Menurut legenda, Putri Gohime, putri komandan Toshiie Maeda, menderita penyakit serius. Maeda berdoa untuknya dengan pedang ini di sisinya. Konon, pedang Odenta Mitsuyo-lah yang menyembuhkan sang putri.
Saat ini pedang tersebut dimiliki oleh Maeda Ikutokukai, sebuah perusahaan yang dibentuk oleh keturunan Toshiie Maeda. Odenta Mitsuyo tampil beberapa kali dalam setahun di Museum Seni Prefektur Ishikawa.
Onimaru Kunitsuna – sang Iblis
Dimiliki oleh keluarga kekaisaran Jepang, Onimaru Kunitsuna berukuran 78,2 cm. Pedang ini ditempa selama Periode Kamakura (1185-1333) oleh pandai besi yang dikenal sebagai Awataguchi Kunitsuna. Kunitsuna menemukan metode menempa katana yang dikenal sebagai shoshuden.
Onimaru milik Hojo Tokiyori, seorang wali penguasa Keshogunan Kamakura. Ada kisah menarik di balik penamaan pedang ini. Suatu hari, pedang ini secara misterius bergerak dengan sendirinya dan jatuh dari dudukan pedang.
Dalam prosesnya, pedang itu mengukir gambar setan (oni) ke kaki dudukan pedang.
Ukiran iblis ini terlihat persis seperti yang menyiksa Tokiyori dalam mimpinya. Setelah itu, Tokiyori tidak pernah bentrok dengan iblis itu lagi dalam mimpinya. Ia mengeklaim bahwa pedang itu membunuh iblis itu dan membebaskannya dari kerasukan.
Karena dimiliki oleh keluarga Kekaisaran Jepang, pedang legendaris ini jarang terlihat oleh publik.
Juzumaru Tsunetsugu, pedang penghancur kejahatan
Pedang selanjutnya adalah Juzumaru Tsunetsugu yang dibuat pada Periode Heian (794-1185) oleh Aoe Tsunetsugu. Juzumaru Tsunetsugu memiliki panjang 82,1 cm.
Pedang yang dimiliki oleh panglima perang atau samurai biasanya digunakan dalam pertempuran. Namun lain halnya dengan Juzumaru. Pedang ini sangat terkait dengan Buddhisme Nichiren, cabang Jepang dari Buddhisme Mahayana yang didirikan oleh Nichiren.
Pedang itu adalah pedang demonstratif yang digunakan oleh Nichiren untuk “memotong kejahatan”. Nichiren membungkus gagangnya dengan juzu, tasbih Buddha Jepang, sehingga diberi nama Juzumaru.
Pedang ini disimpan di Kuil Honkoji di Prefektur Hyogo, bukan di museum dan dianggap sebagai peninggalan Buddhisme Nichiren.
Mikazuki Munechika – Pedang Bulan Sabit
Mikazuki Munechika yang dibuat oleh Sanjo Munechika pada Periode Heian (794-1185) adalah salah satu harta nasional Kekaisaran Jepang.
Panjangnya 80cm dan dikatakan sebagai yang terindah dari kelimanya karena bentuk bulan sabitnya. Namanya, Mikazuki, berarti “bulan sabit” dalam bahasa Jepang. Bilahnya dikatakan mencerminkan bentuk banyak bulan sabit kecil.
Sanjō Munechika/Tokyo National Museum
Mikazuki Munechika yang dibuat oleh Sanjo Munechika pada Periode Heian (794-1185) adalah salah satu harta nasional Kekaisaran Jepang. Panjangnya 80cm dan dikatakan sebagai yang terindah dari kelimanya karena bentuk bulan sabitnya.
Sanjo Munechika adalah seorang pembuat pedang terkenal dan pemimpin sekolah pembuat pedang Sanjo. Munechika menempa banyak pedang lain yang sekarang terkenal selain Mikazuki. Namun tidak seperti Mikazuki, pedang karya Muechika lainnya tidak dipajang di Museum Nasional Tokyo.
Samurai dan katana atau pedang adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Selama 700 tahun, keduanya turut menorehkan sejarah Kekaisaran Jepang.
Kura-Kura Leher Ular Rote Terancam Punah, Masyarakat Jadi Kunci Konservasi
Sebagai negeri para samurai dan ninja, Jepang tidak perlu diragukan lagi soal menempa pedang. Bahkan, saking eratnya, Jepang juga terkenal karena para samurai dan pedang-pedangnya di zaman dulu. Selain sebagai senjata, pedang Jepang (nihonto) juga melambangkan kekuasaan pada zaman dulu.
Namun, tahukah kamu, dulunya nihonto memiliki dua bilah seperti pedang Jian dari Tiongkok? Namun, semua berubah pada era Heian abad ke-8 saat seorang pandai besi Jepang, Amakuni Yasutsuna dan putranya, Amakura, membuat pedang lengkung (tachi) bilah ganda yang tak akan patah, dikenal dengan nama "Kogarasu Maru".
Karena terus digunakan dan diwariskan turun-temurun, beberapa nihonto yang diresmikan sebagai warisan nasional Jepang (kokuho) dan disimpan di museum-museum Jepang ternyata berasal dari ratusan hingga ribuan tahun yang lampau. Inilah tujuh pedang samurai yang berusia paling tua dalam sejarah Jepang!
"Fans Touken Ranbu pasti tahu pedang-pedang ini..."
Honjo Masamune (akhir abad ke-13)
Dikenal sebagai penempa pedang terbaik Jepang di masanya, Masamune pernah menempa magnum opus-nya, yaitu Honjo Masamune. Sebagai harta karun terbesar Jepang, Honjo Masamune adalah simbol kekuasaan Keshogunan Tokugawa di zaman Edo yang terus diturunkan ke para shogun.
Nama "Honjo" berasal dari penggunanya yang paling terkenal, Jenderal Honjō Shigenaga yang memperoleh pedang Masamune dari medan pertempuran pada 1561. Honjo Masamune kemudian berpindah tangan ke Hideyoshi Toyotomi hingga akhirnya dimiliki oleh Ieyasu Tokugawa dan keluarga. Pada 1939, Honjo Masamune diangkat menjadi kokuho.
Pemilik terakhirnya adalah Iemasa Tokugawa, kepala klan Tokugawa ke-17 saat Perang Dunia II (PD2). Namun, karena Amerika Serikat (AS) melarang penggunaan katana di Jepang, Iemasa akhirnya menyerahkan seluruh 14 nihonto pusaka Tokugawa, termasuk Honjo Masamune ke kepolisian Mejiro pada Desember 1945.
Namun, Honjo Masamune adalah "harta karun". Dengan kata lain, hingga saat ini, keberadaan Honjo Masamune masih antah berantah dan masih dalam tahap pencarian para peneliti sejarah Jepang.
Juzumaru-Tsunetsugu (awal abad ke-13)
Juga termasuk dalam Tenka-Goken, Juzumaru adalah tachi sepanjang 81 cm dengan lengkungan 3 cm yang ditempa oleh Aoe Tsunetsugu pada era Kamakura, awal abad ke-13. Saat ini, Juzumaru berada di Kuil Honkōji, Amagasaki.
Juzumaru awalnya adalah sebuah tachi pemberian untuk rahib Buddhis Jepang, Nichiren, sebagai senjata bela diri. Karena tidak ingin menggunakannya untuk membunuh melainkan sebagai lambang "kebaikan yang mengatasi kejahatan", Nichiren mengalungkan tasbih Buddha (juzu) pada gagangnya, sehingga namanya menjadi Juzumaru.
Baca Juga: 10 Senjata Kimia Populer Paling Mematikan Zaman Dulu, Efeknya Ngeri!
Ōdenta-Mitsuyo (sekitar abad ke-11)
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Termasuk dalam Tenka-Goken, Ōdenta adalah tachi sepanjang 66 cm dan lengkungan 2,7 cm yang ditempa oleh Miike Denta Mitsuyo sekitar abad ke-11. Saat ini, Ōdenta adalah kokuho yang dipampang di Maeda Ikutokukai, perusahaan yang melestarikan warisan klan Maeda, penguasa Kaga.
Bersama dengan Onimaru dan Futatsu-mei, Ōdenta menjadi salah satu dari tiga lambang klan Ashikaga. Diturunkan kepada shogun turun temurun hingga kejatuhan klan Ashikaga oleh Oda Nobunaga, Ōdenta akhirnya berpindah tangan ke tangan Hideyoshi Toyotomi, sebelum akhirnya diberikan kepada klan Maeda lewat kawannya sekaligus salah satu jenderal Oda, Maeda Toshiie.
Beredar kisah mistis bahwa pedang Ōdenta mampu mengusir roh jahat. Saat putri Maeda, Go, sakit dan diganggu roh jahat, pedang Ōdenta-lah yang mengusir roh jahat dan penyakitnya. Namun, saat dikembalikan ke Hideyoshi, Go kembali diganggu dan sakit-sakitan. Setia kawan, Hideyoshi menghibahkan Ōdenta kepada Maeda hingga sekarang.
Daftar harga samurai asli jepang pedang samurai terbaru Desember 2024
Paket Pedang Samurai Hand Roll Tombol 5 hitam kumbang untuk pertunjukan seolah pedang samurai asli jepang bilah panas putus paku asli dan anti magnit
Kerajinan Pedang selendang decker samurai jepang samurai selendang replika pedang samurai asli peninggalan jepang di indonesia
Pedang samurai roll tombol 5 asli kerajinan baru replika duplicate dari pedang samurai asli katana jepang roll tombol 5 putus paku bonus paku sulap
Pedang samurai selendang merah bata tanpa drat anti magnit bukan pedang samurai putus paku samurai asli jepang putus paku pedang samurai jepang asli
SAMURAI KATANA PEDANG JEPANG ASLI BAJA BOHLER K110 GERMANY SHIN GUNTO BLACK
KATANA SAMURAI PEDANG JEPANG ASLI SHIN GUNTO SHOGUN BLACK BAJA PER
Samurai roll tombol tidak anti magnit anti karat Pedang Samurai Katana Samurai Putus Paku Katana Putus Paku hardcase softcase samurai Asli Jepang
Pedang samurai roll tombol 5 sumane asli kerajinan replika dari harga pedang samurai asli katana jepang roll tombol 5 putus paku 12 cm peniti panas
Pedang Samurai Selendang Anti Magnit Pedang samurai katana asli samurai jepang asli pedang samurai asli peninggalan Jepang putus paku rekayasa
Pedang shin gunto crew type 98 asli original jepang samurai katana wakizashi
Belanja di App banyak untungnya:
Pedang Samurai Katana SHIN GUNTO Tentara Jepang RR90B Natural
Kerajinan Pedang selendang decker samurai jepang samurai selendang replika pedang samurai asli peninggalan jepang di indonesia
Pedang Katana Samurai SHIN GUNTO Tentara Jepang RR90B Hitam
Paket Pedang Samurai Hand Roll Tombol 5 hitam kumbang untuk pertunjukan seolah pedang samurai asli jepang bilah panas putus paku asli dan anti magnit
Pedang samurai selendang merah bata tanpa drat anti magnit bukan pedang samurai putus paku samurai asli jepang putus paku pedang samurai jepang asli
Pedang samurai roll tombol 5 asli kerajinan baru replika duplicate dari pedang samurai asli katana jepang roll tombol 5 putus paku bonus paku sulap
TERMURAH SEINDONESIA pedang samurai katana baja damaskus damascus bilah golok pisau besi damaskus shingunto sigunto shigunto jepang
pedang katana samurai the last black white senjata pedang shogun jepang anime cosplay
SAMURAI KATANA RORONOA ZORO SHUSUI PEDANG JEPANG SUPER TAJAM
KATANA SAMURAI PEDANG JEPANG BARONG FULL BLACK BAJA STRIP SUPER TAJAM
Onimaru-Kunitsuna (sekitar abad ke-13)
Sesuai namanya yang berarti "Pedang Iblis", Onimaru adalah salah satu tachi dari "Lima Pedang Langit Jepang" (Tenka-Goken). Onimaru ditempa sepanjang 85,2 cm dengan lengkungan 3 cm oleh Awataguchi Sakon-no-Shōgen Kunitsuna sekitar abad ke-13.
Kisah Onimaru tertulis dalam syair Taiheiki, saat tachi tersebut membunuh iblis yang menghantui bupati Kamakura, Hojo Tokimasa. Onimaru adalah salah satu dari tiga lambang klan Ashikaga. Saat ini, tachi Onimaru adalah milik dari Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang.
Dōjigiri-Yasutsuna (sekitar abad ke-10)
Pedang terakhir di koleksi Tenka-Goken adalah Dōjigiri. Tachi satu ini ditempa oleh Hōki-no-Kuni Yasutsuna pada era Heian sepanjang 80 cm dan melengkung 2,7 cm dan dijuluki "yokozuna (peringkat teratas) dari seluruh nihonto" karena kualitas dan nilai artistik dan historisnya. Dōjigiri menemani Mikazuki di Museum Nasional Tokyo sebagai kokuho.
Konon katanya, pedang ini mendapatkan namanya karena digunakan untuk membunuh iblis! Bupati klan Fujiwara, Minamoto no Yorimitsu, menggunakan pedang ini untuk menebas iblis bernama Shuten-dōji, sehingga namanya menjadi Dōjigiri. Pedang ini juga digunakan oleh Hideyoshi Toyotomi dan Ieyasu Tokugawa.